Jalur Kiri (DAY 2)

Muiza Rahman
2 min readAug 10, 2021

Hari ini seharusnya berjalan seperti hari biasa yang ku lalui.Bangun pagi,lalu otakku tidak tahu apa yang harus kulakukan hari itu,padahal aku tahu bagaimana hari ini bermula dan berakhir.Setelah itu aku main sosial media,sekolah daring dan hari gelap,aku kembali tidur.Tapi hari ini tidak,hari ini berbeda.Aku harus ke rumah mantanku.Mengambil semua barangku yang tertinggal disana,yang sudah ia bungkus rapi dengan tulisan ‘JALANG’ di seluruh kardusnya.Aku memutuskannya.Tapi ini bukan salahku…dia orang yang tidak baik…awalnya aku tidak percaya hal,mereka mengatakan hal yang tidak benar kataku…tapi osemakin banyak yang berkata seperti itu…aku orang baik tidak mungkin aku berpacaran dengan orang jahat.Aku sempat percaya aku orang yang baik.

Image by Pexels from Pixabay

Aku menaiki motorku dan jika kalian tidak tahu itu hal yang wajar di Indonesia.Aku kembali menyusuri jalan menuju ke rumah mantan,yang sudah aku hapal ketika kedua kalinya ia mengajakku ke rumahnya.Jalannya tidak begitu ramai,tidak banyak lampu merah,yang berarti juga orang-orang disini sedikit tidak tahu aturan mengemudi.Aku melajur di jalur kiri,tempat yang benar ketika kau berkendara di Indonesia,semua baik-baik saja,sampai ada satu mobil besar yang berada di jalur kiri namun menghadap ke arahku.Aku tidak akan memberinya jalan karena aku tahu orang itu berada di jalur yang tidak benar.Namun beberapa detik kemudian,tiba-tiba ada motor lain yang menyalip mobil besar itu dan kembali berhadapan denganku.Dan ketika kedua kendaraan itu semakin dekat,aku tanpa sadar membelokkan motor ke jalur kanan,jalur yang tidak benar,namun aku sempat percaya itu benar.

Aku sampai ke rumah mantanku.Aku mengetok pintunya dengan perlahan dan memanggil namanya dengan perlahan.Dia keluar dari taman belakang,dengan palu dan keringat,dia membantu ayahnya membangun ayunan untuk adiknya.Aku tidak berkata apa-apa,dia tahu alasanku kemari.Dia menyerahkan kardus itu dan disana tidak ada tidak ada tulisan ‘JALANG’ seperti kata teman-temanku,aku sempat percaya yang dikatakan temanku benar.Aku tersenyum lalu pergi.

--

--